Batalyon
Infanteri 509/Balawara Yudha merupakan Batalyon Infanteri yang berada dibawah
komando Brigif 9/2/Daraka Yudha ,Kostrad. Markas batalyon berkedudukan di
Sukorejo, Jember. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor
Skep/1423/XII/ 1964 tanggal 9 Desember 1964, Batalyon Infanteri 509 menerima
Tunggul Batalyon sebagai lambang kesatuan yang berslogan Balawara Yudha yang
berarti Prajurit Pilihan yang gagah berani di medan pertempuran.
Simbol
Kucing Hitam Condromowo merupakan lambang kebanggaan Satuan yang melukiskan
bahwa Yonif 509 Kostrad memiliki keuletan dalam bertempur dan selalu berhasil
dalam menundukan lawan/musuhnya. Yonif 509 Kostrad dalam melaksanakan tugas
selalu tabah, bijaksana, penuh dengan ketentraman dan keteguhan hati serta
pantang menyerah. Yonif 509 Kostrad
merupakan pejuang pilihan yang tampil
terdepan dengan gagah berani di medan pertempuran sebagai Bhayangkari Negara
dan Bangsa yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Sejarah
Pada
masa Perang Kemerdekaan, di daerah Karesidenan Besuki terbentuk 2 Batalyon
yaitu Batalyon Alap-alap yang dipimpin oleh Mayor Mochamad Seroedji dan
Batalyon Garuda Putih yang dipimpin oleh Mayor Syafiudin. Pada tahun 1947 saat
Agresi Militer Belanda Pertama, Batalyon Garuda Putih dan Batalyon Alap-alap
bertempur dengan gigihnya melawan Belanda. Karena kekuatan senjata yang tidak
seimbang dan pendidikan militer yang kurang maka perlawanan pihak Indonesia
tidak mencapai sasaran dan oleh sebab itu maka Batalyon Alap-alap dan Batalyon
Garuda Putih untuk memperkuat pertahanan dijadikan satu dan diberi nama
Batalyon Gorila VIII (BG).
Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 17 September 1947 di Desa Pagar Gunung, Kecamatan
Ambulu, Kabupaten Jember. Sehingga Pada tanggal 17 September inilah yang setiap
Tahunnya diperingati sebagai hari jadi Batalyon Infanteri 509 Kostrad, akibat
dari ditetapkannya garis dimiliterisasi pada perjanjian Linggarjati maka
Batalyon Gorila VIII hijrah ke daerah Blitar pada tanggal 12 Nopember 1947 dan
berubah nama menjadi Batalyon 25.
Pada
masa Agresi Militer Belanda II tahun 1948 Batalyon 25 mengadakan aksi
gerilyanya di daerah Malang dan pada masa itu pula Batalyon 25 masuk ke organik
jajaran Brigade III/Damarwulan. Pada tahun 1950 Batalyon 25 dipindahkan ke
Surabaya dan bergabung dengan jajaran organik Brigade I dan diubah nama menjadi
Batalyon Infanteri 509.
Pada
tahun 1952 Batalyon Infanteri 509 kembali ke Jember dan masuk ke jajaran
organik Resimen Infanteri 19, yang kemudian berubah nama menjadi Brigade Infanteri
9/Dharaka Yudha. Berdasarkan Surat Perintah Panglima Daerah Militer
VIII/Brawijaya Nomor Sprin/522/IV/1978 tanggal 10 April 1978, Batalyon
Infanteri 509 alih Komando dari Kodam VIII/Brawijaya ke Kostrad.
Lambang
Satuan
Tunggul
Yonif 509 Kostrad berbentuk 4 (empat) persegi panjang, yang terbuat dari bahan
beludru warna hijau tua dengan jumbai warna kuning emas dari benang sutra. Pada
bagian kanan terdapat lukisan Pataka Kostrad. Pada bagian kiri terdapat lukisan
Tunggul Batalyon Infanteri 509 Kostrad dengan susunan sebagai berikut :
a.
Bintang bersudut lima. b. Kucing Hitam Condromowo. c. Untaian Padi Kapas. d.
Pita dengan tulisan “Balawara Yudha”.
Mahkota
dan Tiang. Tunggul Yonif 509 Kostrad menggunakan mahkota dan tiang yang sama
dengan mahkota dan tiang pada Pataka Kostrad, yang terdiri dari :
- Bintang bersudut lima. b. Burung raksasa dengan sayap melebar yang menggambarkan "Garuda Yaksa" dan menggenggam senjata "Cakra Agni". c. Bunga teratai mekar berdaun 17 helai. d. Lingkaran 5 (lima) buah. e. Tiang.
Arti
dan makna
Bintang
bersudut lima melambangkan Pancasila sebagai dasar/ falsafah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang juga merupakan pedoman bagi setiap prajurit dalam
membela dan mempertahankan Negara dan Bangsa, di samping itu juga sebagai
simbol/lambang TNI-AD yang mengandung arti lima kebulatan tekad dalam Sumpah
Prajurit.
Kucing
Condromowo dengan mulut menganga dan kuku yang tajam adalah merupakan kucing
sakti yaitu mampu menangkap/menyergap mangsanya hanya dengan pandangan matanya
saja. Sedang gigi Kucing Condromowo sebanyak 7 (tujuh) buah melambangkan Sapta
Marga. Hal ini melukiskan bahwa prajurit Batalyon Infanteri 509 Kostrad selalu
dalam keadaan siap siaga untuk melawan musuhnya. Dengan naluri keprajuritan
yang dimiliki dan dengan Sapta Marga sebagai landasan berpikir, bersikap dan
berbuat maka prajurit Batalyon Infanteri 509 Kostrad siap untuk menghadapi
tantangan tugas apapun.
Bintang
bersudut lima melambangkan Pancasila sebagai dasar/falsafah Negara Kesatuan
Replubik Indonesia yang juga merupakan pedoman bagi setiap prajurit dalam
membela dan mempertahankan Negara dan Bangsa, di samping itu juga sebagai
simbol/lambang TNI-AD yang mengandung arti lima kebulatan tekad dalam Sumpah
Prajurit.
Burung
raksasa dengan sayap melebar menggambarkan “Garuda Yaksa” yang mengandung arti
: a. Kesaktian. b. Sayap terbuka lebar melambangkan kesempurnaan sesuai dengan
tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945. c. Menggenggam senjata “Cakra Agni“
melukiskan kebulatan tekad prajurit dalam menjalankan tugas selaku Bhayangkari
Negara.
Bunga
teratai mekar berdaun 17 (tujuh belas) helai mengandung arti kemegahan dan
kejayaan hari Proklamasi 17 Agustus 1945.
Lima
lingkaran mengandung arti bahwa setiap sila dalam Pancasila merupakan landasan
idiil dan spirituil bagi Negara dan Bangsa Indonesia.
Tata
Warna
a.
Hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran. b. Kuning melambangkan kejayaan
dan keagungan. c. Putih melambangkan kesucian dan keiklasan. d. Hitam
melambangkan kekokohan dan keabadian.
Tugas
& Operasi
Selain
tugas pengamanan pemilu, objek vital nasional dan AMD, Yonif ini juga terlibat
dalam penugasan, antara lain:
Tahun
1952-1953 melaksanakan tugas Operasi Tumpas DI/TII di Jawa Barat.
Tahun
1954-1955 melaksanakan tugas Operasi Penumpasan Kahar Muzakar di Ujung Pandang.
Tahun
1956-1957 melaksanakan tugas Operasi Penumpasan Kahar Muzakar di Ujung Pandang.
Tahun
1958 melaksanakan tugas Operasi Penumpasan PRRI di Sumatera Barat.
Tahun
1959 melaksanakan tugas Operasi Penumpasan Permesta di Sulawesi Utara.
Tahun
1962-1963 melaksanakan tugas operasi Trikora di Irian Barat.
Tahun
1964-1965 melaksanakan tugas Siaga II di Surabaya.
Tahun
1965-1967 melaksanakan tugas Operasi Jaladara Dwikora di Kalimantan Timur.
Tahun
1969-1970 melaksanakan tugas Menyukseskan PAPERA di Irian Barat.
Tahun
1972 melaksanakan tugas Operasi Penumpasan PGRS/Parako di Kalimantan Barat.
Tahun
1976-1977 melaksanakan tugas Operasi Seroja di Tim Tim.
Tahun
1977 melaksanakan tugas Kotindo GARUDA VIII di Mesir.
Tahun
1980 melaksanakan tugas Operasi Seroja di Timor Timur.
Tahun
1983 melaksanakan tugas Operasi Seroja di Tim Tim.
Tahun
1985-1987 melaksanakan tugas Operasi Seroja di Timor Timur (rotasi).
Tahun
1989-1990 melaksanakan tugas Operasi Seroja di Timor Timur.
Tahun
1991-1993 melaksanakan tugas Operasi Raksaka Dharma di Irian Jaya.
Tahun
1993-1994 melaksanakan tugas Operasi Seroja di Timor-Timur.
Tahun
1996-1997 Satu SSK Pemburu melaksanakan tugas Operasi Rajawali di Irian Jaya.
Tahun
1997-1998 melaksanakan tugas Operasi Raksaka Dharma di Merauke Irian Jaya.
Tahun
1999-2000 Satu SSK Pemburu melaksanakan tugas Operasi Rajawali di Aceh.
Tahun
1999-2000 melaksanakan tugas Pengamanan Rahwan di Ambon.
Tahun
2002-2003 Satu SSK melaksanakan tugas Operasi Rajawali di Aceh.
Tahun
2003-2004 melaksanakan tugas Operasi Rahwan di Aceh.
Tahun
2005-2006 melaksanakan tugas Operasi Pamtas RI–PNG di Papua.
Tahun
2010-2011 melaksanakan tugas operasi Pam Rahwan Maluku/Maluku UTara.
Pejabat
Yonif 509/9/2 Kostrad TAHUN 2009
Danyon
: Letkol Inf Asep Djunaedi (Akmil-1991)
Wadanyon
: Mayor Inf Choiril Anwar (Akmil 1997)
Pasi-1/Lidik
: Kapten Inf Agus Suhartoyo
Pasi-2/Ops
: Kapten Inf Indra Hirawanto
Pasi-3/Pers
: Kapten Inf Surakno
Pasi-4/Log
: Kapten Inf Hartanto
Dankima
: Kapten Inf Damuri
Danki-A
: Kapten Inf Suwarno
Danki-B
: Kapten Inf Sumardji
Danki-C
: Kapten Inf Saifuddin
Dankiban
: Kapten Inf Ragung Ismail Akbar
Kaprim
: Kapten Inf Kukuh Suyoso, SE