Yonif 303


Batalyon Infanteri 303
Batalyon Infanteri 303/Setia Sampai Mati bersama dengan Yonif 321/Galuh Taruna, Majalengka dan Yonif 323/Raider, Ciamis berada di bawah kendali komando Brigade Infanteri 13/Galuh, Kostrad. Yonif 303/Setia Sampai Mati didirikan tanggal 1 September 1949 dan sebelumnya menggunakan nama Mobile Batalyon A yang berada di bawah Markas Besar TKR. Pada tahun 1948 namanya berubah lagi menjadi Batalyon Korps Reverse Umum Z Brigade XIV Siliwangi.

Sejarah satuan
Awal berdirinya satuan
Sebagai sambutan spontan dan konsekwensi dari proklamasi yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka di kota Yogyakarta para pemuda dari segala aliran dan lapisan dengan semangat Proklamsi berhasil membentuk badan-badan perjuangan bersenjata yang diberi nama "BATALYON MARKAS TERTINGGI" yang langsung dibawah Komandan Batalyon Mayor Inf Sudarto dengan kekuatan 2 Kompi Senapan dan 1 Kompi Markas.
Kemudian Batalyon MBT ini pada tahun 1948 menjelma menjadi Batalyon IV/KRU Z Brigade 14/Siliwangi di bawah pimpinan Kapten Inf Nasuhi.
Perlu diketahui bahwa Batalyon BMT ini sebelum menjelma menjadi Yon IV/KRU Z Brigade 14/Siliwangi telah berhasil merampas senjata LE dari tangan penyelundup di pantai Tegal, jumlah senjata yang dirampas cukup mempersenjatai 1 Resimen hingga tahun 1945 batalyon ini lengkap dengan kekuatan 4 Kompi senapan dan 1 Kompi Staf.

Penumpasan PKI
Sebelum terbentuknya Yonif 303/Setya Perlaya pada periode fisik antara tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan 3 Desember 1948 sebagai inti dari pada kekuatan ini mula-mula adalah Mobile Batalyon - A/MBT yang berkedudukan di Bintaran Yogyakarta, yang statusnya langsung di bawah perintah Panglima Besar Sudirman. Pada awal Agustus 1948, kesatuan ini bertugas untuk menumpas PKI di daerah Wonogiri, Baturetno, Wuryantoro dengan hasil 2 Kompi Pasukan Kalong (PKI) dibawah pimpinan Ex Mayor Sampir menyerah.

Kontingen Garuda
Batalyon Infanteri yang bermarkas di Cikajang, Garut, Jawa Barat ini merupakan salah satu pasukan tempur yang telah terlibat dalam berbagai operasi tempur. Salah satunya adalah saat 390 anggota pasukan ini menjadi bagian terbesar dari Kontingen Garuda XII-D yang diberangkatkan ke Kamboja sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.