Yonif 100/Raider

Batalyon Infanteri 100/Raider Kodam I/Bukit Barisan adalah sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bermarkas di Namu Sira-sira, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Batalyon ini pernah dibekukan kegiatannya pada tanggal 2 Oktober 2002 setelah terjadi bentrokan antara oknum anggota batalyon dengan oknum anggota Brigade Mobil Polda Sumut yang bermarkas di Tanah Tinggi, Binjai (insiden Binjai).

Sebelum dibekukan, batalyon ini bernama resmi Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia disingkat Yonif Linud 100/PS. 5 bulan setelah pembekuannya, batalyon ini kemudian diaktifkan kembali pada tanggal 8 Maret 2003 dengan nama baru Yonif 100/Raider Kodam Bukit Barisan. Personel Yonif 100 terdiri dari 747 anggota yang dibagi dalam 5 kompi. Anggota kesatuan ini sebagian besar diganti dan didatangkan dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam II/Sriwijaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro dan Kodam V/Brawijaya serta dari Kodam Jaya dan sebagian hasil seleksi dari anggota Yonif 100 sendiri.
Sumber, http://id.wikipedia.org/wiki/Batalyon_Infanteri_100/Raider


SEJARAH DAN PROFIL
BATALYON INFANTERI 100/RAIDER

Negara   Indonesia    pada    hakekatnya    ditinjau  dari segi geografi,  demografi,  maupun   kondisi sosialnya merupakan satu kesatuan yang mengandung keserba anekaragaman  yang  dapat menjadikan sumber kerawanan. Berkembangnya sumber kerawanan   menjadi   gejolak   sosial   yang   dapat  menghambat  tercapainya  tujuan nasional.    Untuk menang- gulangi  ancaman,  gangguan,  hambatan   dan  tantangan   yang   timbul   baik   dari   dalam   negeri   maupun  dari   luar   negeri,  Negara   Republik   Indonesia   membutuhkan   angkatan   bersenjata   yang   mampu   mempertahankan kedaulatan   Bangsa   dan   Negara   Republik   Indonesia.   Tentara   Nasional   Indonesia khususnya   TNI   AD   pada   tahun   2003   membentuk   10   Batalyon   Infanteri berkualifikasi Raider atas prakarsa dari Kasad Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu. Batalyon Raider adalah satuan yang memiliki kemampuan khusus, yang mampu melaksanakan operasi pertempuran berlarut, gerilya, memiliki manuver yang cepat serta dapat melaksanakan operasi tempur dari darat, laut dan udara.

Batalyon    Infanteri   100/Raider    Kodam I/Bukit   Barisan   adalah salah   satu   dari   10 Batalyon yang memiliki kualifikasi Raider di Indonesia   yang   diresmikan   bersamaan   di   Jakarta   pada   tanggal   24   November   2004.    Pembentukan       10      Batalyon      Raider     ini

bertujuan   untuk   memperbesar    hasil   operasi   guna   tercapainya   stabilitas   dan   keamanan   nasional.  Batalyon   Infanteri  100/Raider yang    berlokasi    di Namu  Sira-sira   Binjai   Sumatera   Utara   pembentukannya    mengalami    beberapa    proses    sampai         menjadi   Batalyon    Infanteri    100/Raider seperti sekarang ini.

SEKITAR PEMBENTUKAN

1.     RIWAYAT PEMBENTUKAN

Pada bulan Maret 1961 Deputy wilayah (Deyah Sum) Almarhum MAYJEN SOEPRAPTO memerintahkan  kepada  Pangdam I s/d IV  untuk menyiapkan personel masing-masing 1 (Satu) Kompi guna  mengikuti latihan Kualifikasi Raider di Kodam III/17 Agustus Padang  dalam rangka pembentukan Satuan Raider, Pada  tanggal 11  Agustus 1961  Kesatuan   diresmikan  oleh Kasad  dengan   nama   Kesatuan  Batalyon  100  Raider  Sumatera (  Batalyon  “  100 ” Raider Sumatera )  yang   berkedudukan  di  Balige  dan  baru terisi Kompi I, II, III dan IV dengan Komandan Batalyon Mayor Infanteri Nasir Asmara,sedangkan Kompi Markas dan  Kompi Bantuan belum terisi.

Pada bulan Nopember 1961 penambahan personel untuk mengisi Kompi Markas dan Kompi Bantuan diambil dari Kodam IV/Sriwijaya. Pada bulan Desember 1961 dilaksanakan Raider Angkatan ke-II bagi Staf Batalyon, Kompi Markas dan Kompi Bantuan dan  yang belum berkualifikasi Raider di daerah Balige.  Pada bulan Pebruari 1962 latihan dihentikan  karena  Satuan disiapkan untuk tugas operasi pembebasan Irian Barat. Pada Tahun 1963  Kompi-kompi yang berasal dari  Kodam  I s/d IV  ditetapkan dislokasinya  di  Kodam  asal  masing-masing,  sedangkan Staf Batalyon Kompi Markas dan Kompi Bantuan tetap di Balige (Sebagai Markas Batalyon).

Pada Tahun 1965  nama Kesatuan Batalyon 100 Raider Sumatera diganti  menjadi Batalyon Linud 100 Sumatera,  dan   berdasarkan Surat  Keputusan Pangdasum Nomor : Skep/028/VIII/1965 tanggal 11 Agustus 1965 ditetapkan menjadi Hari Jadi setiap tahunnya. Dan  berdasarkan Surat Keputusan Pangdasum Nomor  :  Skep/042/X/1965 tanggal 9 Oktober 1965 nama Satuan dirubah menjadi Batalyon Para Sumatera yang organik dan  taktis dibawah Komando Pangdasum.

Pada tahun 1966  dilaksanakan latihan Raider Angkatan ke-II bagi  yang  belum   berkualifikasi Raider  didaerah  Aek  Nabara Rantau  Prapat  dengan pelatih dari RPKAD. Bersama  dengan   itu dilakukan pemindahan anggota yang didasari angket dan penambahan anggota.       Dasar  Surat  Keputusan  Pangdasum Nomor:  Skep/0003/I/1969 tanggal  14 Januari 1969 nama  Satuan dirubah dari Batalyon Para Sumatera  menjadi  Batalyon 100 Lintas Udara Sumatera ( Batalyon 100 Linud Sumatera ). Tahun 1970 sesuai Surat Perintah Kasad Nomor : Sprin/36/I/1970  tanggal 23 Januari 1970 dan Surat Keputusan Pangdam  II/BB Nomor :  Skep/ 0032 / II / 1970  tanggal 24 Pebruari 1970 Tmt 30 Januari  1970  Batalyon  100  Lintas  Udara Sumatera organik dan administrasi diserahkan kepada Pangdam II/BB dari Kowanda Sum Dasar Surat Perintah Pangdam II/BB Nomor : Sprin/339/VI/ 977 tanggal 20 Juni 1977 nama Satuan diganti dari Batalyon 100 Lintas Udara Dam II/BB menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia Dam II/BB.Dasar Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/64/I/1985 tanggal 28 Januari 1985 tentang perubahan Kwalifikasi Batalyon Para menjadi Batalyon Infanteri termasuk Batalyon Infanteri Linud 100/PS. Dasar Surat Keputusan Kasad Nomor. Skep/456/V/1986 tanggal 20 Mei 1986 perubahan kembali Kualifikasi Batalyon Infanteri Linud 100/PS.

2.     LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN  YONIF 100/RAIDER

Pada tanggal 30 September 2002 terjadi peristiwa perselisihan dengan oknum aparat kepolisian Binjai yang dilakukan oleh oknum personil Yonif Linud 100/PS sehingga pada saat itu Kasad (Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu) menon aktifkan Yonif Linud 100/PS.   Kasad (Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu) memberikan sangsi hukum bagi oknum-oknum prajurit yang terlibat, sedangkan untuk personil Yonif Linud 100/PS yang lain dipindah tugaskan ke Batalyon lain dilingkungan Kodam I/BB sejak peristiwa tersebut, Kasad Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu menutup atau mengnonaktifkan Yonif Linud 100/PS dengan waktu yang tidak ditentukan.     Proses hukum dilakukan secara intensif oleh Staf Intel Kodam I/BB.

3.     PEMRAKARSA

Panglima Kodam I/BB Mayjen TNI Tri Tamtomo menginginkan yonif Linud 100/PS di aktifkan kembali karena Kodam I/BB membutuhkan Batalyon PMK yang mampu melaksanakan tugas mengamankan wilayah Kodam I/BB dan wilayah kesatuan Republik Indonesia serta nama besar Yonif Linud 100/PS yang membanggakan bagi masyarakat Kodam I/BB pada umumnya dan Sumatra Utara pada khususnya.      Yonif Linud 100/PS merupakan Batalyon yang disegani oleh kawan maupun lawan karena prestasi-presatasi yang telah dicapai baik ditingkat satuan maupun pada setiap penugasan operasi tempur.    Hubungan yang harmonis dengan masyarakat sumatera utara yang sudah terjalin dengan baik sehingga terjadi hubungan yang saling membutuhkan antara rakyat dengan TNI maupun sebaliknya.

4.     PROSES  PEMBENTUKAN.

Pada tanggal 8 Maret 2003 Yonif Linud 100/Raider diaktifkan kembali oleh Kasad menjadi dengan nama Yonif 100/Raider untuk dibentuk menjadi Batalyon Infanteri berkualifikasi Raider, personel yang mengisi Satuan ini diambil dari beberapa Kodam di Indonesia yang telah lulus seleksi untuk menjadi organik Yonif 100/Raider, diantaranya personil dari Kodam I/BUKIT BARISAN, Kodam II/SRIWIJAYA, Kodam III/SILIWANGI, Kodam IV/DIPONEGORO, Kodam V/BRAWIJAYA, Kodam JAYA dan PUSSENIF .
Setelah Yonif 100/Raider terbentuk dengan Letkol Inf Irmansyah sebagai Komandan Batalyon,diselenggarakan latihan Pra Raider berdasarkan Surat Telegram Kasad Nomor :  ST/566/IV/2003  tanggal  22 April 2003 dan berdasarkan Surat Telegram Pangdam I/BB Nomor : ST/589/2003 tanggal 27 April 2003  Latihan Pra Raider yang diselenggarakan di kesatriaan Yonif 100/Raider komplek mendapat asistensi latihan dari pelatih Rindam I/BB, Pussenif, Kopassus sesuai dengan spesialisasinya.  Latihan Pra Raider bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dan taktik tempur yang telah dimiliki oleh setiap prajurit serta sebagai tahapan untuk melaksanakan Latihan Raider.Setelah melaksanakan latihan pra Raider, Batalyon Infanteri 100/Raider melaksanakan latihan Raider berdasarkan Surat Telegram Pangdam I/BB Nomor : ST/834/2003 tanggal 13 Agustus 2003  pada  tanggal  22 Agustus  2003  di  Aek Natolu Parapat. Latihan ini diikuti oleh seluruh personel Yonif 100/Raider dari Komandan Batalyon sampai dengan prajurit terbawah.       Latihan Raider dilaksanakan menggunakan metoda gladi lapangan, materi yang sudah diperoleh dari latihan pra Raider di aplikasikan pada latihan raider dan disempurnakan sebelum diaplikasikan pada medan operasi sesungguhnya. Materi latihan mobil udara merupakan materi khusus bagi Batalyon Raider,karena setiap prajurit Raider harus mampu dan mahir dalam dalam melaksanakan operasi mobil udara agar dapat menunjang keberhasilan tugas yang akan diemban dengan bergerak dan bertindak cepat serta mobilitas yang tinggi menggunakan sarana Helikopter untuk mencari,menemukan dan menghancurkan musuh.

Dengan semangat pantang menyerah seluruh personel Yonif 100/Raider berhasil lulus dalam latihan Raider, dan berhak untuk menerima kualifikasi sebagai prajurit Raider yang memiliki kemampuan ketajaman berfikir, bergerak dan bertindak cepat dengan mobilitas serta kesiapsiagaan tinggi dilandasi semangat juang yang tidak kenal menyerah dalam melaksanakan tugas panggilan negara.

Setelah melaksanakan latihan Raider di Aek Natolu dipimpin Danyonif 100/Raider Letkol Inf Irmansyah. Berdasarkan surat telegram Kasad Nomor : STR / 788 / 2003 tanggal 24 November 2003 Yonif 100/Raider Kodam I/BB pada tanggal 15 Desember bertepatan dengan hari juang Kartika, diresmikan di Jakarta bersamaan sembilan Batalyon Raider lainnya di Indonesia.

5.     ARTI DAN MAKNA LAMBANG SATUAN YONIF 100/RAIDER.

a.       Bentuk dan gambar.

1)      Pisau Raider.
2)      Lintasan kilat (Petir).
3)      Merah putih
4)      Kartika eka paksi
5)      Lambang bukit barisan
6)      Padi dan kapas
7)      Bintang

ARTI LAMBANG SATUAN

b.       Bahan, ukuran dan tata warna.
1)      Bahan                  :  Dibuat dari bahan kain beludru, kuningan, kayu jati, benang emas.
2)      Ukuran.

a)      Panjang kain                                                           :  55 Cm
b)      Lebar kain                                                               :  40 Cm
c)       Mahkota ( Kepala  Tiang )                                :  25 X 10 CM
d)      Panjang Tiang sampai batas kedudukan    : 225 CM
e)      Kepala tiang.
f)       Garis tengah tiang                                                :  4 CM

3)      Tata warna           :   dibordir  dengan  benang  warna  hitam  pada  dasar kain hijau tua bordir dengan warna merah, putih, kuning, hitam, hijau muda dan hijau tua.

c.       Arti dan Makna Lambang Satuan.

1)      Pisau/sangkur melambangkan ketajaman berfikir dan berolah yudha bagi prajurit yang berkemampuan/kualifikasi Raider yang selalu siap mengemban tugas sebagai pasukan terdepan.
2)      Kartika eka paksi melambangkan pasukan Raider merupakan salah satu pasukan khusus TNI AD yang ditempa melalui pendidikan Raider.
3)      Bukit barisan yang dikelilingi padi dan kapas, Yonif 100/Raider selain menjaga keutuhan serta kedulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia juga merupakan pasukan pemukul kodam I/BB.
4)      Bintang Yonif 100/Raider satuan yang menjadi suri tauladan bagi satuan lain hal ini dibuktikan baik di saat melaksanakan pertandingan baik oramil maupun oraum serta pertempuran di medan operasi.
5)      Arti keseluruhan adalah prajurit Raider harus memiliki kemampuan ketajaman berfikir, bergerak dan bertindak cepat, senyap dan tepat dengan mobilitas serta kesiapsiagaan tinggi dilandasi semangat juang yang tidak kenal menyerah dalam melaksanakan tugas panggilan negara yang berdasarkan Sapta Marga.

6.     MACAM KEGIATAN  TRADISI SATUAN.

Batalyon Infanteri  100/Raider merupakan satuan yan terpusat  yang memiliki fasilitas - fasilitas yang akan digunakan oleh Prajurit dengan keadaan demikian perlu adanya suatu pembinaan yang mantap sehingga setiap prajurit selalu terbina baik secara fisik maupun mental.

Ketangguhan fisik dan moril satuan  tergantung kepada pembinaan satuan yang dilaksanakan,  untuk menunjang hal tersebut perlu adanya pedoman melalui aturan yang di tetapkan sehingga pelaksanaannya dapat berjalan lancar.

7.    Tradisi satuan yang ada di Yonif 100/Raider  antara lain :

Adapun pelaksanaan Tradisi satuan   harus disesuaikan dengan ketentuan dan prosedur yang ada  sehingga untuk pelaksanaannya  dapat dipertanggung jawabkan  kepada Komando atas.

BAB - III

PERKEMBANGAN ORGANISASI

Pada tahun 1961 setelah mengikuti Kualifikasi Raider kedudukan Satuan ditentukan sebagai berikut :

a      Kompi I di Kodam I/BB Banda Aceh.
b.     Kompi II  di Kodam II/Bukit Barisan Medan.
c.     Kompi III di Kodam III/17 Agustus Padang.
d.     Kompi IV  di Kodam IV/Sriwijaya Palembang.
e.     Mayon, Kompi Markas dan Kompi Bantuan di Balige  Kodam  II/Bukit Barisan.

Pada  Tahun 1964 Kompi Bantuan dipindahkan dari  Balige  ke Sei.Sekambing Medan, pada Tahun 1965 Kompi Markas dipindahkan dari Balige ke Sei. Sekambing Medan, pada April  1967  Kompi IV  dipindahkan dari Palembang ke Padang  Brahrang Binjai, pada Oktober  1967 Kompi III dipindahkan dari Padang  ke  Padang   Brahrang Binjai, Oktober 1968  Kompi Bantuan dipindahkan dari Sei. Sekambing Medan ke Namu Sira-sira Binjai, Pebruari 1969 Kompi I dipindahkan dari Banda Aceh  ke  Namu  Sira-sira Binjai, pada bulan September 1969 diadakan perubahan Dislokasi sbb:

a.     Kompi I  dirubah menjadi Kompi Senapan-C dan bertempat di Namu Sira-sira Binjai.

b.     Kompi II  yang  berkedudukan di  Medan dirubah namanya menjadi Kompi Senapan-A yang berkedudukan di Namu Sira-sira Binjai.

c.     Kompi III dan IV namanya berubah menjadi Kompi Senapan-B bertempat di Padang Brahrang Binjai.

d.     Kompi Bantuan berada di Namu Sira-sira Binjai.

e.     Kompi Markas berada di Sei.Sekambing Medan.

Pada Tahun 1972 Kompi Senapan-A dipindahkan dari Galang  ke Namu  Sira-sira  Binjai, pada  Bulan April 1978 mendapat tambahan bangunan  2 (dua) Unit Kompi di Namu Sira-sira Binjai, selanjutnya ditempati  oleh Kompi Senapan-A dan Kompi Senapan-C, bersama itu Mayon dan Kompi  Markas mengadakan perpindahan ke Namu Sira-sira Binjai menempati  bangunan  Ex-Kompi  Senapan-A dan Kompi Senapan-C,

mulai  April 1978, Komando Batalyon berkedudukan di Namu Sira-sira Binjai, pada tahun 1979  mendapat  tambahan  bangunan  1 Kompi unit  ditempati oleh unit Kompi Senapan-B dari Padang Brahrang Binjai, mulai  tanggal  16 Juni 1979 Batalyon   Infanteri   Linud 100/PS berdislokasi di Kesatrian Batalyon Infanteri  Linud 100/PS yang sekarang menjadi Batalyon Infanteri 100/Raider, Namu sira-sira Binjai , Sumatera Utara .

8. Struktur Organisasi Yonif 100/Raider.

Dalam penyusunan Organisasi Yonif 100/Raider disesuaikan dengan Skep Kasad Nomor :  Skep / 10  /  IV  /  2006 tanggal 11     April  2006  tentang  Organisasi dan tugas Batalyon Infanteri Raiders Roi - 1995.  Susunan Organisasi Yonif 100/Raiders disusun berdasarkan  4            ( empat ) Eselon  sebagai berikut :

a.     Eselon Pimpinan.

1)     Komandan Batalyon Infanteri 100/Raider.
2)     Wakil Komandan Batalyon Infanteri 100/Raider.

b.     Eselon pembantu Pimpinan.

1)     Perwira Seksi Intelijen.
2)     Perwira Seksi Operasi.
3)     Perwira Seksi Personel.
4)     Perwira Seksi Logistik.
5)     Dokter Batalyon.
6)     Perwira Pembina Mental.

a.       Eselon Pelayanan.

Komandan Kompi Markas Yonif 100/Raider.

d.     Eselon Pelaksana.

1)    Komandan Kompi Senapan.
2)    Komandan Kompi Bantuan.

9.     Personel dan Pimpinan.
Pejabat Danyon di Yonif 100/Raider. Komandan Batalyon Infanteri 100/Raider dari tahun 1961 s/d tahun 2004  terdiri  dari  29 pejabat, dengan susunan sebagai berikut :
1).      Tahun 1961                  (Danyon ke  1 )         : Mayor Inf Nasir Asmara
2).      Tahun 1962                  (Danyon ke  2 )         : Mayor Inf M. Yusuf
3).      Tahun 1963                  (Danyon ke  3 )         : Letkol Inf Sudarno
4).      Tahun 1964                  (Danyon ke  4 )         : Mayor Inf Mahmud Srg
5).      Tahun 1965                  (Danyon ke  5 )         : Mayor Inf Rino Kusyanto
6).      Tahun 1967-1968      (Danyon ke  6 )         : Mayor Inf Bujur Purba
7).      Tahun 1968-1971      (Danyon ke  7 )         : Letkol Inf A. Ismulyono
8).      Tahun 1971-1973      (Danyon ke  8 )         : Mayor Inf ATS. Siagian
9).      Tahun 1973                  (Danyon ke  9 )         : Mayor Inf Mawardi
10).    Tahun 1974                 (Danyon ke 10)         : Mayor Inf M. Jauhari
11).    Tahun 1974-1975        (Danyon ke 11)       : Mayor Inf T.M. Yusuf Zainul
12).    Tahun 1976-1979      (Danyon ke 12)         : Letkol Inf Samsul Bahri Nasution
13)     Tahun 1979-1981       (Danyon ke 13)         : Letkol Inf R. Karyono
14)     Tahun 1981                    (Danyon ke 14)         : Letkol Inf R. Sihotang
15)     Tahun 1981-1982        (Danyon ke 15)         : Mayor Inf Jana Sujana
16)     Tahun 1982-1984       (Danyon ke 16)          : Letkol Inf  Sangia Siregar
17)     Tahun 1984-1986      (Danyon ke 17)           : Letkol Inf Achmad Affandi
18)     Tahun 1986-1988      (Danyon ke 18)            : Mayor Inf Sunaryo
19)     Tahun 1988-1989      (Danyon ke 19)            : Letkol Inf KA. Ralahalu
20)     Tahun 1989-1991      (Danyon ke 20)           : Letkol Inf Agustadi Sasongko Purnomo
21)     Tahun 1991-1992      (Danyon ke 21)             : Letkol Inf Iwan R Sulandjana
22)     Tahun 1992-1994      (Danyon ke 22)            : Letkol Inf Eddy Salamun
23)     Tahun 1994-1995      (Danyon ke 23)            : Mayor Inf Ali Imron Kadir
24)     Tahun 1995-1996      (Danyon ke 24)            : Mayor Inf Edy Sumardi
25)     Tahun 1996-1998      (Danyon ke 25)               Letkol Inf Syafril Mahyudin
26)     Tahun 1998-2001      (Danyon ke 26)            : Mayor Inf Edy Rahmayadi
27)     Tahun 2001-2002      (Danyon ke 27)           : Mayor Inf   Saturninus  Aldian Gondokusumo
28)     Tahun 2002                    (Danyon ke 28)           : Mayor Inf Madsuni
29)    Tahun  2002  -2005      (Danyon ke 29)          : Letkol Inf Irmansyah
30)    Tahun  2005 -2007       (Danyon ke 30)        :  Letkol Inf Togar PR.L. Pangaribuan S.IP.
31)    Tahun 2007-2009   (Danyon ke 31)         :   Letkol Inf Handoko Nurseta
32)    Tahun 2009 s.d sekarang (Danyon ke 32) :   Letkol Inf Hariyanto
Sumber, http://kodam1-bukitbarisan.mil.id/2010/06/30/batalyon-infanteri-100raider/


BERITA

Mayor Inf Heri Rustandi, jabat Danyonif 100/PS
PANGDAM I/BB, Serah Terimakan Jabatan Tiga Batalyon
30 Juli 2010-
Starberita - Medan, Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers, sebagai Inspektur upacara serah terima jabatan Danyonif 100/Raider, Danyonkav 6/Serbu dan Danyonarhanudse 13/BS di Lapangan Upacara Makodam I/BB Jalan Medan Binjai Km 7,5, Selasa (30/7).
Pangdam I/BB, mengatakan bahwa serah terima jabatan yang baru saja dilaksanakan merupakan hal yang lazim dalam dinamika suatu organisasi, dengan tujuan untuk pengembangan karir, menambah wawasan dan pengalaman dalam penugasan serta pematangan dalam kepemimpinan, sehingga pada saatnya menjadi bekal yang berguna dalam pelaksanaan tugas selanjutnya.
"Terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Pejabat Danyon lama yang telah melaksanakan tugas selama ini dengan baik saudara telah mampu membangun jaringan dan komunikasi baik internal maupun lintas sektoral sehingga kinerja organisasi dapat berjalan dengan baik, selanjutnya kepada pejabat Danyon baru selama bertugas pada jabatan baru dengan berbekal pada penugasan sebelumnya saya yakin dan percaya saudara juga dapat memberikan yang terbaik dalam menyukseskan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab jabatan yang baru," paparnya. Lebih lanjut Pangdam I/BB menegaskan, Yonif 100/Raider, Yon Kav 6/Serbu dan Yon Arhanudse 13/BS memiliki tingkat kemampuan dan keterampilan yang handal yang senantiasa setiap saat siap melaksanakan berbagai bentuk penugasan di seluruh wilayah NKRI dengan dilandasi oleh kemampuan yang dimiliki oleh seluruh Prajuritnya.
Mencermati peran dan fungsi ketiga batalyon ini diharapkan kepada Komandan Satuan beserta para perwira agar terus menerus berupaya meningkatkan pembinaan Satuan mulai dari tingkat perorangan sampai tingkat Bataliyon, sehingga kesiapan Satuan dapat terpelihara denga baik," urainya. Pelaksanaan serah terima jabatan Danyoif 100/Raider dari Letkol Inf Hariyanto kepada Mayor Inf Heri Rustandi yang sebelumnya menjabat Pabandya Ren Srendam III/Slw, Letkol Inf Hariyanto menjabat sebagai Pabandya Lat Sopsdam I/BB, Danyonkav 6/Serbu dari Letkol Kav Prince Meyes Putong kepada Letkol Kav Rayen Obersyl yang sebelumnya menjabat Kainfolahta Pussenkav Kodiklat TNI AD, selanjutnya Letkol Kav Prince Meyes Putong menjabat Dandim 0205/TK Rem 023/KS Kodam I/BB serta Danyonarhanudse 13/BS Letkol Arh I Made Sudiana kepada Letkol Arh Jusak Prasetia Girsang yang sebelumnya menjabat Kadeptik/Staf Pusdikarhanud Pussenarhanud Kodiklat TNI AD, dan selanjutnya Letkol Arh I Made Sudiana menjabat Dandim 0309/Solok Rem 032/Wbr Kodam I/BB. Hadir dalam upacara Sertijab, Kasdam I/BB Brigjen TNI Asman Yusri Yusuf, Irdam I/BB  Kolonel Inf Syahril Arsyad, Para Asisten Kasdam I/BB, Para L.O (leasion officer), Para Sahli Pangdam I/BB,  Para Kabalakdam I/BB, Para Waas Kasdam I/BB, Dandim 0201/BS, Dandim 0203/Lkt, para Danyon BS wilayah Medan, Ketua Persit PD I BB beserta wakil Ketua dan pengurus lainnya.(Real/RIS)
Sumber, http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8004:pangdam-ibb-serah-terimakan-jabatan-tiga-batalyon&catid=151:seremoni&Itemid=695

Letkol Inf Haryanto, jabat Danyonif 100/Raider
Sertijab Danyonif 100/Raider
10 Maret 2009-
Letkol Inf Haryanto, Selasa (10/3), menjabat sebagai Danyonif 100/Raider yang baru menggantikan Letkol Inf Handoko dalam suatu upacara serah terima tugas dan tanggung jawab dengan Inspektur Upacara Pangdam I/BB Mayjen TNI Burhanudin Amin di Mayonif 100/Raider Namu Sira-sira Binjai.
Pada kesempatan itu Pangdam I/BB Mayjen TNI Burhanudin Amin mengatakan, Yonif 100/Raider sebagai pasukan pemukul Kodam I/BB mempunyai kualifikasi Raider yang dilatih, disiapkan dan diorganisasi serta dilengkapi secara khusus untuk melakukan serangan mobil udara, operasi raid pembebasan tawanan dan operasi raid penghancuran serta melaksanakan tugas pertempuran didarat. Oleh karena itu satuan ini harus memiliki kebanggaan dan senantiasa siap untuk melaksanakan bentuk tugas apapun, dimanapun, kapanpun di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam berbagai bentuk ancaman dan kerawanan yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. (tni)