Yonif 122


Batalyon Infanteri 122
Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti (Yonif 121/TS) adalah salah satu Batalyon infanteri dibawah komando Brigade Infanteri 7/Rimba Raya sejak 12 April 2007, bersamaan dengan diaktifkannya kembali Brigif 7/RR. Sebelumnya Yonif/SMB berada di bawah komando Korem 022/Pantai Timur. Batalyon ini dibentuk pada 5 November 1964.

Markas komando berkedudukan di Marehat, Kabupaten Deli Serdang, dengan Kompi B & C berkedudukan di Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Saat ini batalyon ini dikomandani oleh Mayor Amarullah.

SEKITAR PEMBENTUKAN

1.      Latar Belakang Pembentukan.

a.          Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajahan bangsa asing, maka dibutuhkan kekuatan demi terciptanya kestabilan keamanan di wilayah Sumatera Utara. Kekuatan TNI bukanlah menjadi satu-satunya kekuatan utama dalam melawan penjajah, namun keikutsertaan rakyat dalam mempertahankan wilayah sangat di butuhkan demi tercapainya tujuan dan cita-cita kemerdekaan. Hal tersebut telah terbukti sejak terjadinya perlawanan rakyat dalam aksi gerilya untuk mengusir penjajahan bangsa asing.

b.         Pada masa perang gerilya di wilayah Sumatera Utara kekuatan TNI dan rakyat menjadi modal utama dalam mengusir penjajahan bangsa asing, situasi dan kondisi tersebut membuat pimpinan TNI perlu mengambil langkah-langkah agar kekuatan pertahanan khususnya wilayah Sumatera Utara tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan kekuatannya, oleh sebab itu dibentuklah kekuatan satuan yang dapat diorganisir dalam administrasi maupun operasionalnya.

c.         Dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kebutuhan organisasi TNI maka dibentuklah beberapa satuan Batalyon Infanteri diantaranya :

Pada tahun 1951 telah dibentuk Batalyon Infanteri 101 yang berkedudukan di Binjai Sumatera Utara dengan pejabat Komandan Batalyon Kapten Zein Hamid, selanjutnya pada tahun 1952 telah dibentuk kembali Batalyon Infanteri 111/Kuda Putih yang berkedudukan di Medan dengan pejabat Komandan Batalyon Letnan I R. Sjahnan. Dengan terbentuknya kedua Batalyon Infanteri tersebut maka kekuatan dan kemampuan pertahanan di Sumatera Utara akan mampu menghadapi setiap gangguan dan ancaman dari dalam maupun dari luar.

2.      Pemrakarsa. Yonif 133/DT dibentuk sesuai  SK Panglima Teritorium-I (SK TT-I) tentang pembentukan Yonif 133/DT, yang merupakan Yonif pertama dibentuk di wilayah Teritorium-I sesuai dengan Ranji Organisasi Infanteri-I dibawah pimpinan Lettu Inf R. Syahnan dan wakilnya Lettu Inf Selamet Ginting.

3.      Proses Pembentukan.
a.         Pada tahun 1951 Yonif 101 yang berkedudukan di Binjai Sumatera Utara diresmikan oleh Kepala Staf Teritorium I Letkol A. Thalib dengan pejabat Komandan Batalyon yang pertama adalah Kapten Nelang Sembiring. Selanjutnya pejabat Komandan Batalyon diserahterimakan kepada Letnan I R. Sjahnan dan selanjutnya Letnan I R. Sjahnan menyerahkan jabatannya kepada Kapten Zein Hamid.

b.         Pada tahun 1952 telah dibentuk kembali Yonif baru yaitu Yonif 111/Kuda Putih yang berkedudukan di Medan, demikian juga terjadi beberapa kali pergantian pejabat Komandan Batalyon dimana Komandan Yonif 111/Kuda Putih yang pertama adalah Mayor Kardjono dan selanjutnya Mayor Kardjono menyerahkan kepada Kapten Karim Saleh dan kemudian Kapten Karim saleh menyerahkan kepada Letnan I R. Sjahnan.

c.         Pada tahun 1953 pimpinan pusat TNI-AD mengadakan Re Organisasi TNI bernama  Ranji  Organisasi  Infanteri - I  TNI  ( ROI-I ),  Batalyon  Infanteri  133/DT adalah  Yonif  yang pertama  dibentuk  di  wilayah   Teritorium - I   dan   merupakan gabungan  2  Yonif  sebelumnya   yaitu   Yonif   101   dan   Yonif   111/Kuda  Putih. Batalyon Infanteri 133/DT Teritorium-I semula bernama Yonif IA/133/DT namun kemudian diadakan perubahan nama menjadi Yonif 133/DT dengan kekuatan 720 orang sesuai dengan Ranji Organisasi Infanteri-I ( ROI-I ). Pada saat pembentukan/peresmian Yonif tersebut Panglima Teritorium-I Kolonel M. Simbolon menunjuk Letnan I R. Sjahnan dan Letnan I Selamet Ginting sebagai pejabat Komandan dan Wakil Komandan Yonif 133/DT yang berkedudukan di Tebing Tinggi.

d.         Pada tahun 1964 Yonif 133/DT dirubah menjadi Yonif 202/DT berdasarkan Surat Keputusan Pangdam II/BB Nomor Skep/3134/II/1964 tanggal 28 Pebruari 1964 tentang perubahan Yonif 133/DT menjadi 202/DT dengan pejabat Komandan Batalyon Mayor Inf MS. Rangkuti adapun alasan perubahan nama Yonif tersebut karena adanya keterlibatan pejabat Yonif 133/DT dalam organisasi PKI.

e.         Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam II/BB Nomor Skep/3156/XI/1964 tanggal 27 Nopember 1964 tentang perubahan Yonif 202/DT menjadi Yonif 122/Mawas, alasan perubahan Yonif 202/DT menjadi Yonif 122/Mawas adalah adanya kesamaan nama dengan Yonif 202 yang berada dipulau Jawa (Kodam Jaya) serta demi terlaksananya ketertiban administrasi satuan di jajaran Kodam II/BB.

f.          Berdasarkan Surat Telegram Pangdam I/BB Nomor ST/450/1986 tanggal 25 Juni 1986 tentang pergantian lambang tunggul Yonif 122/Mawas menjadi Yonif 122/TS. Pergantian lambang tersebut berdasarkan pertimbangan dari pimpinan TNI atas kegagalan Yonif 122/Mawas dalam tugas operasi pada tahun 1985 di daerah Timor-Timur dan sampai dengan saat ini Yonif 122 menggunakan lambang ” Tombak Sakti “.

4.         Kondisi Awal.
a.       NKRI sebagai negara yang baru merdeka membutuhkan dukungan dari rakyat dan seluruh komponen bangsa. Disisi lain dibeberapa daerah terjadi pemberontakan yang mengganggu stabilitas negara dalam menjalankan pemerintahan. Kodam II/BB sebagai salah satu Kotama jajaran TNI-AD yang dikembangkan posturnya untuk menumpas pemberontakan di wilayah Komandonya maka dibentuklah Batalyon-Batalyon Infanteri. Salah satu diantaranya adalah Batalyon Infanteri 133/DT yang berkedudukan di Deli Tua dibawah   pimpinan  Kapten  Inf  Zein  Hamid.  Sesuai   keputusan  Pangdam  II/BB

tentang perubahan Batalyon Infanteri Teritorium I menjadi Batalyon Infanteri 133/DT, maka Yonif 133/DT digelar dengan  kekuatan terpisah sebagai berikut :

1)         Kompi Staf dan Kompi Markas berkekuatan 240 orang berkedudukan di Tebing Tinggi.
2)        Kompi I berkekuatan 120 orang berkedudukan di Perbaungan.
3)         Kompi II berkekuatan 120 orang berkedudukan di Bahjambi.
4)         Kompi III berkekuatan 120 orang terbagi 2 dislokasi yaitu 2 peleton di daerah Sipiso-piso dan 1 peleton berkedudukan di Pabatu.
5)         Kompi IV berkekuatan 120 orang berkedudukan di Nagaraja Kec. Sipis-pis.

b.         Selanjutnya pada tahun 1960 Kompi Yonif 133/DT yang terpisah melaksanakan konsolidasi dan bergabung menjadi 1 kekuatan penuh Batalyon Infanteri yang berkedudukan di Tebing Tinggi. Namun karena Mako yang berada di Tebing Tinggi  tidak  mampu  menampung  seluruh  personel,  maka  kompi - kompi

Yonif 133/DT digelar menjadi 2 bagian yaitu Kompi I, Kompi II dan Kompi Markas dengan berkekuatan 360 orang berkedudukan di Marihat Pematang Siantar sedangkan Kompi Staf, Kompi 3 dan Kompi 4 dengan kekuatan 360 orang berkedudukan di Markas Komando yang berada di Tebing Tinggi.

c.         Pada tahun 1964 Kodam II/BB melaksanakan regrouping seluruh Batalyon yang berada dibawah Komandonya ( Skep Pangdam II/BB Nomor Skep/3156/XI/1964 tanggal 27 Nopember 1964 tentang Regrouping Batalyon Infanteri ). Adapun tujuan dilaksanakan regrouping tersebut adalah agar pelaksanaan administrasi satuan dijajaran Kodam II/BB dapat berjalan dengan tertib. Dengan dilaksanakannya regrouping tersebut maka terjadi perubahan Batalyon Infanteri yang semula berjumlah 9 Batalyon Infanteri berubah menjadi 6 Batalyon Infanteri diantaranya Yonif 202/DT dibentuk menjadi 122/Mawas yang berkedudukan di Tebing tinggi. Dengan perubahan 202/DT menjadi 122/Mawas, maka Yonif 122/Mawas terpecah dan menempati 2 pangkalan yaitu Mayon, Kompi Markas, Kompi - B dan Kompi - D berada di Tebing Tinggi sedangkan Kompi - A dan Kompi - C menempati pangkalan yang berada di Marihat P. Siantar dibawah pimpinan Komandan Batalyon  Letkol Inf MS. Rangkuti.

Adapun struktur organisasi Yonif 122/Mawas menggunakan TOP ROI 83 dengan kekuatan 693 orang terdiri dari :

1)         Mayonif                          =     8 orang.
2)         Kompi Markas          =      137 orang.
3)         Kompi - A                      =     137 orang.
4)         Kompi - B                      =     137 orang.
5)         Kompi - C                      =     137orang.
6)         Kompi - D                     =     137 orang.

d.         Pada tahun 1985 atas perintah dari Ko Atas Kompi - B dan Kompi - D dipindahkan ke pangkalan yang baru yaitu Dolok Masihul, Mako dan Kompi Markas tetap berada di Tebing Tinggi, Ki - A dan Ki - C tetap berada di Marihat Pematang Siantar. Dengan demikian maka Yonif 122/Mawas menempati 3 pangkalan yaitu di Tebing Tinggi, Dolok Masihul dan Marihat Pematang Siantar.

e.         Pada tahun 1985 Yonif 122/Mawas melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur dibawah pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf Norman Bukit. Pada saat melaksanakan tugas Ops, Kompi Senapan - A yang dipimpin oleh Kapten Inf Sudjarwo  melaksanakan  pengunduran  dan  tepatnya  di daerah gunung Pataluko

Timor - Timur terjadi kontak tembak dengan kelompok GPK Timor-Timur sehingga mengakibatkan kerugian personel 5 orang gugur dan  5 pucuk senjata M 16 hilang.  Dari kejadian tersebut Komando Atas menganggap bahwa penugasan Yonif 122/Mawas telah mengalami kegagalan. Sehingga  atas  dasar  pertimbangan  dan sesuai perintah Komando atas lambang Yonif 122/Mawas tidak layak dipertahankan lagi maka sekembalinya Yonif 122/Mawas dari daerah operasi  Timor - Timur dilaksanakan perubahan lambang Yonif 122/Mawas menjadi 122/TS dengan pejabat Komandan Yonif Letkol Inf Poltak Tambunan.

f.          Pada tahun 1994, Mako Yonif 122/TS yang berada di Tebing Tinggi dipindahkan ke Marihat Pematang Siantar, mengingat pangkalan yang berada di Marihat telah ditinggalkan oleh Batalyon Kavaleri 6/Serbu. Dengan demikian Mako, Kompi Markas, Kompi - A dan Kompi - C telah bergabung menjadi satu pangkalan di Marihat P. Siantar.

g.         Sejalan dengan perkembangan TNI di wilayah Kodam II/BB, maka pada tahun 1995 Kepala Staf TNI-AD telah mengadakan pemyempurnaan organisasi dan tugas Batalyon Infanteri ROI-83 menjadi organisasi dan tugas Batalyon  Infanteri ROI-95 untuk digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pembangunan kekuatan serta operasional satuan TNI-AD berdasarkan keputusan Kasad Nomor Kep/6/XII/1995 tanggal 15 Desember 1995.

h.         Sehubungan dengan keluarnya keputusan tersebut maka Batalyon Infanteri 122/TS telah mengalami perubahan struktur organisasi sesuai TOP ROI-95 dengan kekuatan 747 orang, terdiri dari :

1)         Mayonif                      =     8 orang.
2)         Kompi Markas       =    165 orang.
3)         Kipan- A                     =    146 orang.
4)         Kipan- B                      =    146 orang.
5)         Kipan- C                    = 146 orang.
6)         Kiban                         = 136 orang.

i.          Dengan adanya perubahan struktur organisasi tersebut maka Yonif 122/TS mengalami pergeseran kompi maupun personel diantaranya kompi-D yang berada di Dolok Masihul berubah namanya menjadi Kipan-C sedangkan Kipan-C yang berada di Marihat dirubah menjadi Kiban sehingga Mayon, Kima, Kipan-A dan Kiban berkedudukan di Marihat P. Siantar sampai dengan saat ini.

5.         Arti dan makna lambang satuan.

a.         Tombak bermakna :

1)         Senjata. Merupakan alat untuk berperang sejak dahulu kala.

2) Pelindung.    Sebagai sarana untuk melindungi kehormatan dan harga diri.

b.     Sakti Yang berarti ampuh,  pantang menyerah menghadapi kondisi bagaimanapun dalam membela dan mempertahankan negara demi tercapainya cita-cita bangsa.

c. Bintang Segi Lima bermakna :

1)         Pancasila.     Merupakan Filosofi Bangsa Indonesia dan Dasar NKRI  yang khususnya menjadi pandangan hidup dan pedoman bagi prajurit dalam berperilaku.

2)         Lambang TNI-AD ( Bintang Kartika ).     Bahwa Yonif 122/TS merupakan bagian integral dari TNI-AD yang harus menghormati dan menjunjung tinggi nama baik TNI-AD dalam setiap pelaksanaan tugas.

d.       Sepasang Daun Pakis bermakna :

1)         Kesiapsiagaan.       Adalah kesiapsiagaan para Prajurit dalam setiap mengemban tugas kapanpun dan dimanapun.

2)         Daya Hidup. Menggambarkan daya tahan hidup Prajurit Yonif 122/TS sebagai Prajurit Infanteri yang mempunyai kemampuan bertahan hidup dalam situasi tugas operasi sesulit apapun dan manunggal dengan rakyat dimanapun bertugas.

3) Keberanian. Daun Pakis terbuka adalah lambang dari keberanian para Prajurit dalam menghadapi segala ancaman, hambatan maupun tantangan dalam menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI

4)         Bulan Kelahiran.     Jumlah bulu sayap adalah 11 lembar yang melambangkan bulan kelahiran Yonif 122/TS yaitu bulan Nopember.

e.         Cincin bermakna :

1)         Pemersatu.   Adalah mata rantai dari rasa persatuan dan kesatuan yang mengikat tali soliditas para Prajurit.

2)         Tanggal Lahir.         Jumlah satu Cincin melambangkan tanggal  lahir Yonif 122/TS yaitu tanggal 1.

f           Kain Panjang bermakna :

1)         Ulos.  Adalah kain khas daerah/tempat Yonif 122/TS berada.

2)         Selamat dan Pengikat Bathin.    Bahwa kain ulos merupakan simbol dari ungkapan rasa selamat berkah atau restu dan pengikat bathin bagi yang memakainya atau bagi pemiliknya.

3)         Semboyan.   Wibawa Yudha Triswula artinya digaris depan atau di medan pertempuran disegani lawan, digaris belakang disenangi rakyat .

g.         Tombak Tembus Lingkaran bermakna :

1)         Kesuksesan.           Adalah melambangkan tekad para Prajurit dalam mengemban setiap tugas yang senantiasa diselesaikan dengan baik.

2)         Pantang Tugas Tidak Selesai.   Lebih baik mati dimedan tugas daripada pulang dengan membawa kekalahan.

6.         Makna Tata Warna.

a.         Merah artinya Keberanian.           Adalah  lambang  dari  jiwa  patriot yang   pantang menyerah.

b          Kuning artinya Kesetiaan.            Adalah lambang kejujuran dalam melaksanakan tugas dan kesanggupan mencapai hasil yang gemilang.

c          Hijau artinya Keteguhan. Adalah melambangkan keteguhan hati pantang mundur dalam melaksanakan tugas.

d          Hitam artinya Keteguhan dan Kedalaman.      Adalah kesetiaan dan rasa tanggung jawab serta kesadaran yang mendalam setiap melaksanakan tugas.

e.         Putih artinya Suci dan Ikhlas.      Adalah lambang kesucian dan keikhlasan yang mendalam dan sadar akan segala resiko yang dihadapi dalam melaksanakan tugas.

f.          Lagu Mars Yonif 122/Tombak Sakti.
Bangunlah wahai prajurit yang gagah
Tanamkan  rasa cintamu pada negara
Dermakan bhaktimu relakan jiwamu
Dibawah Batalyon 122

Kami selalu siap sedia
Kami akan harumkan nama bangsa
Tantangan takkan jadi suatu problema
Untukmu bangsa Indonesia

Hutan rimba tempat kami
Topan badai kami hadapi
Gunung tinggi kami jalani
Jayalah pasukan Tombak Sakti

Padamu ku ikhlaskan ragaku
Aku berdiri dibawah panjimu
Pasukan Tombak Sakti pasukan jalan kaki
Majulah pasukan Infanteri

Sapta Marga adalah pedoman kami
Sumpah Prajurit itulah sumpah abadi
Tegak kokoh berdiri lambang Infanteri
Jayalah pasukan Tombak Sakti

g.         Lagu Hymne Yonif 122/Tombak Sakti.

Kami Satria Tombak Sakit
Bersatu dalam tekad
Dengan jiwa kebangsaan
Berlatih dan bertempur

Tuk wujudkan cita-cita
Wibawa Yudha Triswula
Mengabdikan jiwa raga
Untuk ibu pertiwi

Bergerak ke medan laga
Bertempur tuk negara
Bersatya bela pancasila
Demi jaya Indonesia

7.         Pejabat Dan Yonif dari dibentuk sampai sekarang.

a.         Yonif 133/DT.

1)            Lettu Inf R. Syahnan. Tahun 1953 s/d 1958.
2)            Kapten Inf Zein Hamid tahun 1958 s/d 1959.

b.         Yonif 202/DT. Dan Yonif 202/DT adalah Mayor Inf Zeid Ali. Tahun 1959 s/d 1960.
c.         Yonif 122/Mawas.

1)         Mayor Inf MS. Rangkuti.                      Tahun 1960 s/d 1965.
2)         Letkol Inf MS. Hamijoyo.                      Tahun 1965 s/d 1966.
3)         Mayor Inf A. Lumban Raja.               Tahun 1966 s/d 1967.
4)         Letkol Inf Rusli Soleh.                           Tahun 1967.
5)         Letkol Inf Syahm Hutabarat.          Tahun 1967 s/d 1968.
6)         Letkol Inf JP. Siahaan.                         Tahun 1968 s/d 1970.
7)         Letkol Inf Tenteng Ginting.              Tahun 1970 s/d 1971.
8)         Mayor Inf Hasan Saidi.                        Tahun 1971 s/d 1972.
9)         Mayor Inf H. Simanjuntak.              Tahun 1972 s/d 1973.
10)      Mayor Inf Nur Hakim.                         Tahun 1973 s/d 1974.
11)      Mayor Inf Sugeng Zainal.                  Tahun 1974 s/d 1975.
12)      Mayor Inf Suwardi.                                Tahun 1975 s/d 1976.
13)      Letkol Inf R. Karyono.                           Tahun 1976 s/d 1977.
14)      Letkol Inf Fihir Abdullah.                Tahun 1977 s/d 1980.
15)      Letkol Inf Iping Safi’i.                          Tahun 1980 s/d 1982.
16)      Letkol Inf Norman Bukit.                 Tahun 1982 s/d 1986

d.         Yonif 122/Tombak Sakti.

1)        Letkol Inf Poltak Tambunan.         Tahun 1986 s/d 1988.
2)         Letkol Inf Idris Gayo.                           Tahun 1988 s/d 1991.
3)         Mayor Inf Kusmintarjo.                   Tahun 1992 s/d 1994.
4)         Mayor Inf Basyaruddin Djumaya. Tahun 1994 s/d 1995.
5)         Mayor Inf Budi Purwanto.              Tahun 1995 s/d 1996.
6)         Letkol Inf Ferdinand Setiawan.     Tahun 1996 s/d 1997.
7)         Mayor Inf H. Siagian.                          Tahun 1997 s/d 1998.
8)         Mayor Inf Sofyan J. Botutihe.        Tahun 1998 s/d 2000.
9)         Mayor Inf Sabar Silitonga.              Tahun 2000 s/d 2002.
10)      Letkol Inf Sri Umbul MS.                   Tahun 2002 s/d 2003.
12)      Letkol Inf Teguh Arief Indratmoko.Tahun 2003 s/d 2004.
13)      Letkol Inf Dwi Sunyata.                      Tahun 2004 s/d 2005.
14)      Letkol Inf Abdul Rahman, S.Sos. Tahun 2005 s/d 2007.
15)      Letkol Inf Hartono                                   Tahun 2007 s/d 2009.
16)      Letkol Inf Amarullah                          Tahun 2009 s/d Sekarang.

e.         Personel dan Pimpinan Yonif 122/TS.

1)         Danyonif 122/TS - Letkol Inf Amarullah.
2)         Wadanyonif 122/TS - Mayor Inf  Septa Viandi Dwi Putra.
3)         Pasi - 1/Lidik - Lettu Inf Warto Bimo.
4)         Pasi - 2/Ops - Kapten Inf Richard M. Butar-Butar.
5)         Pasi - 3/Pers - Lettu Inf  Misnan.
6)         Pasi - 4/Log - Kapten Inf Leorensius Sianturi.
7)         Pabintal - Lettu Inf Poltak Girsang.
8)         Dan Kima - Kapten Inf Salehan.
9)         Dan Kipan A - Kapten Inf Sigit Sugiharto.
10)      Dan Kipan B - Kapten Inf Amrizal Nasution.
11)      Dan Kipan C - Kapten Inf Narta.
12)      Dan Kiban - Lettu Inf Hotmedi Damanik
13)      Ketua Primkopad Yonif 122/TS - Kapten Inf Gus Harianto.

8.         Tugas Operasi Militer untuk perang.

a.         Yonif 133/DT.

1)         Melaksanakan operasi penumpasan DI/TII di Cililin Jawa Barat Tahun 1953 s/d 1954 ( 5 Kompi) dipimpin oleh Mayor Inf R. Syahnan.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil
 (2)       Materil            : Nihil

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : 11 orang gugur
 (2)       Materil            : Nihil

2)         Melaksanakan Operasi penumpasan DI/TII di Kabupaten Pidie Prop. NAD pada  Tahun 1954 s/d 1957 (  5 Kompi) dipimpin oleh Mayor Inf R. Sjahnan.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        :  Nihil
 (2)       Materil            :  Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  Nihil.
 (2)       Materil            :  Nihil.

3)         Melaksanakan operasi penumpasan PRRI/Permesta di Padang Sidempuan Tahun 1958 ( 5 Kompi) dipimpin oleh Mayor Inf R. Sjahnan.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil
 (2)       Materil            : 4 pucuk  AK, 1 pucuk LE, 3 pucuk Green.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : Nihil
 (2)       Materil            : Nihil

4)         Melaksanakan operasi penumpasan PRRI/Permesta di Labuhan Batu Tahun 1959 s/d 1960 (5 Kompi) dipimpin oleh Mayor Inf Zein Hamid.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        :  Nihil.
 (2)       Materil            :  Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  Nihil.
 (2)       Materil            :  Nihil.

b.         Yonif 122/Mawas.

1)         Melaksanakan operasi Sapu bersih II (Sabeda) dalam rangka penumpasan PGRS Paraku di Kalimantan Barat Tahun 1968 s/d 1969 ( 2 Kompi) dipimpin oleh Kapten Inf Suharjo BS.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.
 (2)       Materil            : Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel           : 1 Orang gugur A.n. Kopda Supardi.

 (2)       Materil            : Nihil.

2)         Melaksanakan operasi di Tim-Tim Tahun 1977 s/d 1978 ( 5 Kompi) dipimpin oleh Letkol Inf Fihir Abdullah.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.
 (2)       Materil            : 1 pucuk senjata G-3.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  8 orang gugur.

(a)       Pratu Erwin Nrp 7758148316.
 (b)       Pratu Idra Jasri Bahar Nrp 7655142942.
 (c)        Pratu R. Ariadi Kusuma Nrp 7657139745.
 (d)       Pratu S. Parlindungan HTB Nrp 7656139709.
 (e)          Pratu Sulaiman Bara Nrp 7656143202.
 (f)           Pratu Zainal Ahmad Nrp 7755147945.
 (g)          Pratu Elbiner Sitohang
 (h)          Pratu Indra Nasir Pohan

(2)       Materil            : Nihil

3)         Melaksanakan operasi di Tim-Tim Tahun 1980 s/d 1981 ( 5 Kompi) dipimpin oleh Letkol Inf Iping Safe’i.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        :  Nihil.

 (2)       Materil            :  1 Pucuk Pistol FN 46.

b)         Kerugian. Nihil.

(1)       Personel        : Nihil.

 (2)       Materil            : Nihil.

4)         Melaksanakan operasi di Tim-Tim Tahun 1982 s/d 1986 ( 3 Kompi) dipimpin oleh Letkol Inf Norman Bukit. Pada saat itu mengalami kehancuran karena dengan adanya kontak senjata yang mengakibatkan kerugian personel dan materiil dengan kronologis sebagai berikut :

a)         Tanggal 2 September 1985 Anggota Yonif 122/Mawas melaksanakan patroli keamanan di sekitar Desa Luka  dengan Desa Huma Tulu  Kec Dilor Kab Tikue-Kue Propinsi Tim-Tim yang dipimpin oleh Serda Setia Bakti Danru 1 Ton II Kipan-B pada saat patroli terjadi kontak senjata yang mengakibatkan Kerugian :

(1)       Personel        : 3 Luka Tembak, 3 Gugur.

(2)       Materiil           : 6 Pucuk M 16

b)         Tanggal 06 Pebruari 1985 Anggota Yonif 122/Mawas melaksanakan pengunduran untuk kembali ke Hombes yang dipimpin oleh kapten Inf Sujarwo Dankipan-A pada saat diperjalanan tepatnya di daerah Gunung Fataluko terjadi kontak senjata yang mengakibatkan Kerugian :

(1)       Personel        : 5 Gugur.

(2)       Materiil           : 5 Pucuk M 16

c)         Tanggal 27 Juni 1986 Lambang Yonif 122/Mawas diganti dengan lambang Tombak Sakti, karena Yonif 122/Mawas mengalami kehancuran saat melaksanakan operasi di Tim-tim.

c.         Yonif 122/TS.

1)         Melaksanakan operasi di Tim-Tim Tahun 1986 s/d 1988 ( 3 Kompi) dipimpin oleh Letkol Inf Poltak Tambunan, Operasi pada saat itu mengalami keberhasilan dengan hasil sbb :

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        :  Nihil

(2)       Materil            :  46 Pucuk senjata.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  Nihil.

(2)       Materil            :  Nihil.

2)         Melaksanakan operasi di Tim-Tim Tahun 1993 s/d 1994 ( 5 Kompi) dipimpin oleh Letkol Inf Kusmintarjo.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        :  Nihil.

(2)       Materil            :  Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  3 orang gugur.

(2)       Materil            :  Nihil.

3)         Melaksanakan operasi di Aceh Tahun 1991 ( 1 Kompi) dipimpin oleh Lettu Inf Sungkuno.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

4)         Operasi Aceh Tahun 1992 ( 1 Kompi ) Dipimpin oleh Lettu Inf Jemmy Evin Zachrias.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : 9 orang GAM (tertangkap, tewas atau

menyerah)

(2)       Materil            : 1 Pucuk senjata LE.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  Nihil.

(2)       Materil            :  Nihil.


5)         Melaksanakan operasi di Aceh Tahun 1995 ( 2 Kompi ) dipimpin oleh Lettu Inf Nurkan dan Lettu Inf Ahmad Yani.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

6)         Melaksanakan operasi di Aceh Tahun 1996 (1 Kompi/SK) dipimpin oleh Lettu Inf Suyitno.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

7)         Melaksanakan operasi di Aceh Tahun 1997 (1 Kompi/SK) dipimpin oleh Lettu Inf Daryono.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

8)         Melaksanakan operasi di Aceh Tahun 1998 (1 Kompi/SSK) dipimpin oleh Kapten Inf Bambang Purwadi.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.

(2)       Materil            : Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : 1 orang gugur ( 1 orang luka tembak, 1 orang tenggelam).

(2)       Materil            : Nihil.

9)         Melaksanakan operasi di Aceh Tahun 2000 s/d 2001 ( 2 Kompi ) dipimpin oleh Kapten Inf Andre Priono dan Kapten Inf Ertiko Cholifah, SH.

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : Nihil.
 (2)       Materil            : Nihil.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        : 2 orang gugur.
 (2)       Materil            : Nihil.

10)      Melaksanakan operasi Pemburu di Papua tahun 2002 s/d 2003 Dipimpin oleh Kapten Inf Muhammad Ishom, dengan hasil :

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        : 1 orang OPM tewas.
 (2)       Materil                        :

(a)       1 Pucuk Mouser.
 (b)          27 Pucuk senjata rakitan.
 (c)        3 orang OPM tertangkap
b)         Kerugian.

(1)       Personel        : Nihil.
 (2)       Materil            : Nihil.

11)      Melaksanakan operasi Imbangan di Perbatasan NAD-Sumut Tahun 2003-2004 dipimpin oleh Letkol Inf Teguh Arief Indratmoko, dengan hasil :
a)         Keuntungan.

(1)       Personel        :

(a)       28 orang GAM tertangkap.
 (b)       30 orang GAM menyerahkan diri.
 (c)        13 orang GAM tewas.

(2)       Materil :

(a)       1 Pucuk senjata AK 45.
 (b)       I Pucuk senjata FNC.
 (c)        1 Pucuk senjata AK 47.
 (d)       1 Pucuk Pistol FN 46.
 (e)       1 Pucuk Pistol Colt.
 (f)        1 Pucuk Pistol Cist.
 (g)       1 Pucuk Stend.
 (h)       1 Pucuk Pistol rakitan.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  1  orang (sakit).
 (2)       Materil            :  Nihil.

12)      Operasi pemulihan keamanan di Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2005 dipimpin oleh Letkol Inf  Abdul Rahman S.Sos, dengan hasil :

a)         Keuntungan.

(1)       Personel        :

(a)       8 orang GAM tertangkap.
 (b)       1 orang GAM menyerahkan diri.


 (2)       Materil            :

(a)       1 Pucuk senjata SS1.
 (b)       1 Pucuk Pistol Rakitan.

b)         Kerugian.

(1)       Personel        :  Nihil.
 (2)       Materil            :  Munisi 180 butir.

8.         Tugas Operasi Militer selain Perang.
a.         Operasi AMD Manunggal ke IV di Kab. Simalungun tahun 1981.
b.         Operasi AMD Manunggal ke V di Kab. Deli Serdang 1981.
c.         Operasi AMD Manunggal ke VI di Kab. Tapsel tahun 1981.
d.         Operasi AMD Manunggal ke VIII di Kab. Taput Desa Bakkara  tahun 1982.
e.         Operasi AMD Manunggal ke X di Kab. Tanah Karo tahun 1982.
f.          Operasi AMD Manunggal ke XII di Kab. Labuhan Batu tahun 1983.
g.         Operasi AMD Manunggal ke XXIV di Kab. Deli Serdang tahun 1986.
h.         Operasi AMD Manunggal Sosial Sejahtera di Kab. Langkat tahun 1987.
i.          Operasi AMD Manunggal ke XXVI di Kab. Asahan tahun 1987.
j.          Operasi AMD Manunggal ke XXXII di Kab. Labuhan Batu tahun 1989.
k.         Operasi AMD Manunggal ke XXXVI di Kab. Asahan tahun 1991.
l.          Operasi AMD Manunggal ke XXXXVI di Kab. Simalungun tahun 1994.
m.        Operasi AMD Manunggal ke L di Kab. Simalungun tahun 1995.
n.         Operasi AMD Manunggal ke LI di Kab. Simalungun tahun 1996.
o.         Operasi AMD Manunggal ke LIII di Kab. Deli Serdang tahun 1996.
p.         Operasi AMD Manunggal ke LVI di Kab. Simalungun tahun 1997.
q.         Operasi AMD Manunggal ke LXV di Kab. Asahan tahun 1999.
r.          Operasi AMD Manunggal ke LXVI di Kab. Simalungun tahun 2000.
s.         Operasi AMD Manunggal ke LXVII di Kab. Labuhan Batu tahun 2001.
t.          Operasi AMD Manunggal ke LXVIII di Kab. Asahan tahun 2003.
u.         Operasi AMD Manunggal ke LXIX di Kab. Simalungun tahun 2003.
v.         Operasi AMD Manunggal ke LXXII di Kab. Labuhan Batu tahun 2004.
w.        Operasi Kemanusiaan (Tsunami) di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam tahun 2004.
x.         Pengamanan dalam rangka Pemilu Presiden RI di Kab. Simalungun dan di Kotamadya. Sibolga pada bulan September 2004.
y.         TMMD ke LXXXI di Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008.
z.         TMMD ke LXXXII di Kabupaten Asahan tahun 2009.

Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajahan bangsa asing, maka dibutuhkan kekuatan demi terciptanya kestabilan keamanan di wilayah Sumatera Utara. Kekuatan TNI bukanlah menjadi satu-satunya kekuatan utama dalam melawan penjajah, namun keikutsertaan rakyat dalam mempertahankan wilayah sangat di butuhkan demi tercapainya tujuan dan cita-cita kemerdekaan. Hal tersebut telah terbukti sejak terjadinya perlawanan rakyat dalam aksi gerilya untuk mengusir penjajahan bangsa asing.

b.         Pada masa perang gerilya di wilayah Sumatera Utara kekuatan TNI dan rakyat menjadi modal utama dalam mengusir penjajahan bangsa asing, situasi dan kondisi tersebut membuat pimpinan TNI perlu mengambil langkah-langkah agar kekuatan pertahanan khususnya wilayah Sumatera Utara tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan kekuatannya, oleh sebab itu dibentuklah kekuatan satuan yang dapat diorganisir dalam administrasi maupun operasionalnya.

c.         Dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kebutuhan organisasi TNI maka dibentuklah beberapa satuan Batalyon Infanteri diantaranya :

Pada tahun 1951 telah dibentuk Batalyon Infanteri 101 yang berkedudukan di Binjai Sumatera Utara dengan pejabat Komandan Batalyon Kapten Zein Hamid, selanjutnya pada tahun 1952 telah dibentuk kembali Batalyon Infanteri 111/Kuda Putih yang berkedudukan di Medan dengan pejabat Komandan Batalyon Letnan I R. Sjahnan. Dengan terbentuknya kedua Batalyon Infanteri tersebut maka kekuatan dan kemampuan pertahanan di Sumatera Utara akan mampu menghadapi setiap gangguan dan ancaman dari dalam maupun dari luar.

2.         Pemrakarsa. Yonif 133/DT dibentuk sesuai  SK Panglima Teritorium-I (SK TT-I) tentang pembentukan Yonif 133/DT, yang merupakan Yonif pertama dibentuk di wilayah Teritorium-I sesuai dengan Ranji Organisasi Infanteri-I dibawah pimpinan Lettu Inf R. Syahnan dan wakilnya Lettu Inf Selamet Ginting.

3.         Proses Pembentukan.